Sebelumnya Kami ingatkan, Pemilu adalah pesta demokrasi rakyat, Jangan sampai hanya karena berbeda pilihan, saling caci maki, menghina atau memfitnah. Jangan sampai pahala amal ibadah hancur gara-gara menebar kebencian dan hinaan sesama saudara kita.
Dalam pilihan, Jangan ikuti hawa nafsu, Tenangkan hati dan jiwamu, Sebab setiap pilihan kita akan dimintai pertanggung jawabannya dihadapan Allah. Jika kita memilih seorang calon pemimpin, sementara kita sadar secara lahir ada tanda-tanda ketidakbaikan padanya dan kita pun tetap memilihnya, apalagi jika pilihan kita berangkat dari kepentingan pribadi atau imbalan materi. Maka kita telah khianat dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat.
Jika engkau ragu, maka sebelum memilih :
- Bertanyalah kepada para alim ulama dan kaum Intelektual yang lurus, ikhlas, istiqomah di jalan Allah, tidak mencari uang atau kekuasaan.
- Lakukanlah sholat istikharah dan bangunlah di sepertiga malamnya untuk bertahajjud, memohon ridho dan petunjuk arahan dari Allah Ta'ala.
- Saat ke TPS perbanyaklah berdzikir, bersholawat dan berdoa, agar ditetapkan hati memilih Capres Cawapres serta Caleg yg benar.
Ikhtiar dzhohirmu
- Pilihlah calon pemimpin yang sholeh, yang memiliki 4 kriteria Pemimpin Baik: SHIDDIQ (jujur) AMANAH (Dapat Dipercaya) FATHONAH (Cerdas) dan TABLIGH (Menyampaikan Risalah).
- Yang berakhlak mulia, yang terbesit di hatimu jika ia mampu menjadi kemaslahatan ummat dan mengayomi rakyat.
- Jujur baik sikap dan ucapannya, Bersih track recordnya, Pandai dan menguasai masalah, sebab sebagai pemimpin harus mampu mengatasi berbagai masalah yang ada di rakyat dan masyarakatnya.
Untuk Calon Pemimpin, Ingatlah,
Dalam hadis riwayat Imam al-Bukhari, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan:
ماَ مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيْهِ اللَّهُ رَعِيَّةً، يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ، وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلاَّ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
Artinya: “Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga.” (Hadis riwayat Imam al-Bukhari)
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ، قَالَ: كَيْفَ إِضَاعَتُهَا؟ قَالَ: إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظَرْ السَّاعَةَ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
Artinya: “Apabila sifat Amanah sudah hilang, maka tunggulah terjadinya kiamat”. Orang itu bertanya, “Bagaimana hilangnya amanah itu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat”. (Hadis riwayat Imam al-Bukhari).
Diakhirnya, mari kita memohon kepada Allah, semoga pemilu berjalan damai, jujur dan adil. Semoga Capres Cawapres serta Caleg-caleg kita semua adalah orang-orang terbaik, bagi ummat ini, bagi rakyat, bangsa dan negara Indonesia kita tercinta,