Akhir-akhir ini bermunculan hal-hal aneh bahkan “nyeleneh” yang kita saksikan yang menodai agama. Ada yang adzan dan sholat diiringi candaan, Ada yang jadi imam sholat perempuan dan makmumnya laki-laki, ada yang sholat dengan tidak merapatkan shoff dan barisannya sama dengan perempuan dan masih banyak lagi perbuatan yang melanggar syariat kemudian di publish hanya sekedar konten. Na’udzubillah!
Dan anehnya, mereka yang mendakwahinya (mengajarkan, menasehati dan menegur) bahwa tindakannya itu salah, justru diserang dan dihina. Sungguh berat perjuangan dakwah di akhir zaman ini.
Sungguh berdakwah, Berpegang teguh dengan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat ini memang amat berat, bagai mereka yang memegang bara api.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ
“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260)
Kami Teringat, nasehat yang sering disampaikan oleh Sayyidil Walid Alhabib Qasim Bin Ahmad Baharun (rahimahullah) bahwa : Mengapa “bara api”? Karena bara api jika digenggam tentu akan menyakitkan ketika digenggam.
كأنه قابض على الجمر من شدة ما يصيبه من الآلام والشدائد في ذلك، وقت الفتن وقت الأذى من الأعداء
“Sebagaimana penggenggam bara api, akan menimpanya sakit yang sangat, ketika terjadi fitnah (ujian) dari musuh-musuh”
Dan ini tentu membutuhkan kesabaran yang sangat.
لا يمكن القبض على الجمرة إلا بصبر شديد وتحمل غلبة المشقة كذلك في ذلك الزمان لا يتصور حفظ دينه ونور إيمانه إلا بصبر عظيم
“Tidak mungkin menggenggam bara api kecuali dengan kesabaran yang sangat dan menanggung kesusahan yang sangat. Ini bisa terjadi pada zaman yang tidak bisa terbayangkan lagi bagaimana bisa menjaga agama kecuali dengan kesabararan yang besar.”
Jangan setengah-setengah dalam beragama. Yang namanya bara api baru bisa digenggam jika digenggam dengan erat dan langsung, maka bara api akan padam dan ia bisa menggenggam bara api tersebut. Jika disentuh pelan-pelan, maka api tidak akan padam dan bara tidak akan tergenggam. Begitu juga dengan agama. Kalau kita setengah-setengah dalam beragama, maka agama tidak akan bisa kita genggam dengan erat. Dan jika kita mendekat dan menyentuhnya maka akan terasa panas dan kitapun enggan untuk mendekat.
Oleh karena kita diperintahkan agar jangan setengah-setengah beragama akan tetapi masuk ke dalam agama Islam secara sempurna.
Allah Ta’ala berfirman,
يَأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا ادْخُلُوْا فِي الْسِّلْمِ
“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan.” (Al-Baqarah: 208)
Para ulama juga menjelaskan hadits ini, kelak akan datang zaman banyak kerusakan dan sudah merajalela. Kemaksiatan dianggap biasa.
أنه في آخر الزمان يقل الخير وأسبابه، ويكثر الشر وأسبابه، وأنه عند ذلك يكون المتمسك بالدين من الناس أقل القليل. وهذا القليل في حالة شدة ومشقة عظيمة، كحالة القابض على الجمر، من قوة المعارضين، وكثرة الفتن المضلة، فتن الشبهات والشكوك والإلحاد، وفتن الشهوات وانصراف الخلق إلى الدنيا وانهماكهم فيها، ظاهراً وباطناً،
“Pada akhir zaman akan sedikit kebaikan dan sebab-sebabnya, merajalela keburukan dan sebab-sebabnya dan pada saat itu orang yang berpegang teguh dengan agama sangat sedikit jumlahnya. Yang sedikit ini berada dalam keadaan kesusahan (karena banyaknya fitnah) sebagaimana orang yang mengenggam bara api karena banyak yang menentang dan banyak fitnah yang menyesatkan, fitnah syubhat, keraguan, berpaling dari kebenaran, fitnah syahwat dan condongnya makhluk kepada dunia dan tenggelam dengan kemilau dunia baik dzahir dan batin.”
Begitulah gambaran orang yang konsekuen dengan ajaran Islam saat ini, yang ingin terus menyampaikan kalimat HAQQ (kebenaran), menjalankan ibadah sesuai sunnah Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam- berdakwah, mereka yang menasehati orang ke jalan yang benar, begitu sulitnya dan begitu beratnya. Kadang cacian yang mesti diterima. Kadang dikucilkan oleh masyarakat sekitar. Kadang jadi bahan omongan yang tidak enak. Sampai-sampai ada yang nyawanya dan keluarganya terancam. Demikianlah resikonya. Namun nantikan balasannya di sisi Allah yang luar biasa andai mau bersabar.
Ingatlah janji Allah,
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10).
Sebagaimana disebut dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim karya Ibnu Katsir, Al Auza’i menyatakan bahwa pahala mereka tak bisa ditimbang dan tak bisa ditakar. Itulah karena saking banyaknya.
Dinyatakan bahwa pahala mereka tak bisa terhitung (tak terhingga), juga ditambah setelah itu.
Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kesabaran menjalankan syariat agama dan memberikan hidayah kepada mereka yang bermaksiat dan berpaling dari ajaran agama dan tuntunan Rasulullah ﷺ.