Saling memberikan nasehat merupakan salah satu pokok ajaran Islam.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda,
الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ قُلْنَا : لِمَنْ ؟ قَالَ للهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ.
“Agama adalah nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin, serta bagi umat Islam umumnya.” (HR. Muslim, 55)
Untuk mendapatkan faedah yang maksimal dalam menunaikan nasehat ada beberapa adab yang harus dijaga, yaitu kerahasiaan sehingga tidak menjadikan orang yang dinasehati merasa dipermalukan dihadapan khalayak umum.
Al-Hanbaly رحمه الله meriwayatkan beberapa ucapan para Salaf dalam mempraktekkan amalan ini:
Berkata Ma'mar رحمه الله,
كان السلف إذا أرادوا نصيحة أحد ، وعظوه سرًّا
حتى قال بعضهم : من وعظ أخاه فيما بينه وبينه ، فهي نصيحة ومن وعظه على رؤوس الناس فإنما وبَّخه.
"Dahulu para salaf jika hendak memberikan nasehat kepada seseorang, maka merekapun menasehatinya secara rahasia. Sampai-sampai sebagian mereka mengatakan;
"Barangsiapa yang menasehati saudaranya berduaan saja maka itulah nasehat. Dan barangsiapa yang menasehatinya di hadapan orang banyak maka tiada lain dia telah mempermalukannya."
Berkata Al-Fudhail bin 'Iyadh رحمه الله :
المؤمن يستر وينصح، والفاجر يهتك ويعير
"Seorang mukmin akan menutupi aib saudaranya dan menasihatinya. Adapun orang yang jahat akan membongkar aibnya dan mempermalukannya."
Semoga Bermanfaat