Ibnu Hajar berkata, tentang bagaimana pribadi sholeh,
الْقَائِم بِمَا يَجِب عَلَيْهِ مِنْ حُقُوق اللَّه وَحُقُوق عِبَاده وَتَتَفَاوَت دَرَجَاته
“Orang yang menjalankan kewajiban terhadap Allah dan kewajiban terhadap sesama hamba Allah. Kedudukan sholeh pun bertingkat-tingkat” (Fathul Bari, 2: 314)
Intinya, hamba yang sholeh bukanlah yang hanya memperhatikan ibadah, sholat dan dzikir. Hamba yang sholeh juga punya hubungan yang baik dengan sesama. Karena demikianlah Nabi kita yang mulia diutus.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلاَقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan baiknya akhlaq.”
(HR. Ahmad 2: 381)
Hamba sholeh berarti tidak durhaka pada orang tua, tidak berlaku kasar pada istri, tidak memutuskan hubungan silaturahim dengan tetangga, dan tidak berakhlak buruk dengan kaum muslimin lainnya. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang sholeh yang selalu memperhatikan kewajiban terhadap Allah dan terhadap sesama.