Kita berada di zaman yang kaum muslimin sendiri malu dan minder ketika menjalankan ajaran Islam. Bukannya mereka merasa bangga dengan Islam, namun malah malu dan minder!
Bahkan mereka merasa malu menjalankan ajaran Islam di tengah masyarakat muslim sendiri. Karena ajaran Islam itu asing bagi mereka. Allahul musta’an!
Ini juga telah dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam, beliau bersabda,
بدأَ الإسلامُ غريبًا، وسيعودُ كما بدأَ غريبًا، فطوبى للغرباءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah ghuraba (orang-orang yang asing)” (HR. Muslim no. 145).
قيل ومَنِ الغُرَباءُ قال الَّذينَ يَصلُحونَ إذا فسَد النَّاسُ
“Ada yang bertanya, siapakah orang ghuraba (orang asing) itu? Nabi menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang mengadakan perbaikan ketika orang-orang umumnya sudah rusak’” (HR. Ath-Thabrani).
Kata طوبى dalam hadis ini maknanya surga. Dalam sebuah hadis disebutkan,
طوبى شجرةٌ في الجنَّةِ ، مسيرةُ مائَةِ عامٍ
“Tuba adalah pohon di surga, tingginya sepanjang perjalanan 100 tahun”
Maknanya, orang yang mendapatkan “tuba” ini pasti ia masuk surga. Karena tidak mungkin bisa mendapatkan “tuba” ini kecuali orang yang masuk surga.
Oleh karena itu, tetaplah istiqomah dan bersabar untuk terus mengamalkan ajaran-ajaran Islam, selama itu benar berdasarkan Alquran dan Assunnah dengan pemahaman salafus shalih, tidak perlu merasa malu dan minder.
Justru seharusnya kita merasa bangga. Dan orang yang tetap istiqomah menjalankan Islam di tengah keterasingan, dia adalah orang yang selamat dan beruntung.
Semoga Allah Ta’ala memberikan hidayah dan taufik kepada kita semua untuk terus berada dalam jalan kebenaran.