Di bulan suci Ramadhan ini, Sudah Berapa kali kita Khatam Qur'an? Sudah berapa juzz yang kita baca setiap hari?
Rasululloh صلى الله عليه و سلم mewasiatkan kepada Sufyan bin Abdillah ats-Tsaqofi -rodiyallohu 'anhu-:
"Katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqomahlah" [HR. Ibnu Majah, Ahmad, Ibnu Abi 'Ashim dll]
Para Ulama mengatakan: "Al-Istiqomah khoerun min alfi karomah ". Maksudnya: Istiqomah lebih baik daripada ribuan karomah. Tidak ada nikmat yang lebih besar, setelah Allah mengaruniai seseorang Islam dan iman, melebihi nikmat mengenal dan mencintai Rasulullah ﷺ.
Mengenal akhlak dan mencintai Rasulullah ﷺ adalah satu nikmat sangat agung, tak dapat dibeli dengan sepenuh bumi emas. Alangkah sangat rugi dan hina, orang yang telah Alloh arahkan hatinya untuk mengenal Rasulullah dan akhlak mulia Baginda Rasulullah ﷺ, kemudian dia terjerat dalam perangkap setan dan belenggu syahwat dunia. Cahaya Rasulullah telah nampak dan menerangi jalannya, setelah lama gelap-gulita di jalan syahwat dan syubhat. Namun, dia memadamkan lentera tersebut dengan mulutnya.
Memadamkan cahaya akhlak Rasulullah akan meredupkan semangat istiqomah, mengundang badai "FUTUR" yang sangat dahsyat. Tidak akan ada yang selamat darinya kecuali orang yang telah dirahmati Alloh. Marilah kita semua bersungguh-sungguh dalam melakukan amal-amal kebajikan dan ketaatan kepada Allah, serta menjauhi segala perbuatan dosa dan maksiat hingga kematian menjemput kita. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Artinya: “Beribadahlah engkau kepada Tuhan-Mu hingga datang kepadamu kematian.” (QS. Al-Hijr: 99)
Dan juga dikarenakan kebahagiaan dan kesengsaraan seorang hamba itu tergantung pada amalan-amalan terakhirnya yg menjadi penutup kehidupannya di dunia ini. Hal ini berdasarkan hadits yg shohih, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
إنما الأعمال بالخواتيم (رواه البخاري).
Artinya: “Sesungguhnya amalan-amalan (seorang hamba) itu tergantung pada amalan-amalan penutupnya.” (HR. Imam Al-Bukhari).
Maksudnya, amalan terakhir seorang hamba yg menjadi penutup kehidupannya di dunia ini. Semoga Allah azza wa jalla membantu kita agar tetap isttoqah dan memberikan kita husnul khitaam.