Kalau sudah ngomong cinta Rasulullah SAW udah paling hebat. Tapi tidak mau ta'lim, tidak mau mempelajari syariat Rasul, namanya itu cinta palsu. Ciri-ciri cinta itu ada 3 paling gampang:
Pertama, seperti kata Malik ibn Dinar, "Man Ahabbah Syaian Aksara Min Dzikrihi". Siapa yang mencintai sesuatu dia akan sering menyebut-nyebutnya. Ini adalah ciri cinta.
Ada orang cinta dengan hp, dimana-mana dia ngomongin hp melulu. Ada orang cinta dengan motor, duduk dimana aja ngomonginnya motor melulu. Ada orang cinta dengan mobil, duduk dimana aja ngomonginnya mobil melulu. Kalau cinta sama Nabi, yang diomonginnya Nabi mulu.
Kedua, berusaha mengikutinya. "Laukana hubbuka shodiqon lauakhtotahu inna muhibballiman yuhibbu mutihu" ini kata Imam Syafi'i. Seandainya cintamu benar, pasti kamu akan mentaatinya. Itu ciri cinta pasti mentaati dengan mengikuti. Kalau kita cinta sama Rasul, pasti kita mengikuti dan mentaati Rasul. Karena cinta pasti akan mengikuti. Kalau dia cinta dengan Rasul, dia akan belajar tentang Rasul. Belajar tentang sejarahnya Rasulullah, belajar tentang dakwahnya Rasulullah, belajar tentang amalan-amalan atau ajaran Rasulullah SAW. Ini merupakan ciri cinta.
Dikatakan orang yang cinta itu "Wallazi na'amanu bihi, wa azzaru, wa nassoru, wa ta'bahu nurrollazi Unzila ma'ah Ula ika muhul muflihun". Orang yang beriman dengan Nabi Muhammad SAW, menolong Nabi Muhammad SAW dan mengikuti Nabi Muhammad SAW.
Makanya kalau ada orang yang cinta dengan Nabi tapi tidak belajar, berarti cintanya cinta palsu. Kalau dia cinta beneran, pasti dia akan belajar.
Dikutip dari Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf