Agar doa yang kita ucapkan bisa sampai kepada Allah SWT dan segera mendapatkan ijabah, jangan lupa untuk senantiasa menyertai doa yang kita panjatkan itu dengan bershalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Mencapai kesempurnaan berdoa adalah dengan mengawali doa kita dengan membaca shalawat Nabi Saw, demikian pula ketika kita mengakhiri doa, hendaknya kita juga membaca shalawat Nabi.
Dalam kitab Al-Fawaid al-Mukhtarah, Syaikh Abdul Wahhab Asy Sya’roni meriwayatkan bahwa Abul Mawahib Asy Syadzily berkata:
رَأَيْتُ سَيِّدَ الْعَالَمِيْنَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ صَلاَةُ اللهِ عَشْرًا لِمَنْ صَلَّى عَلَيْكَ مَرَّةً وَاحِدَةً هَلْ ذَلِكَ لِمَنْ حَاضَرَ الْقَلْبَ ؟
Artinya: Aku pernah bermimpi bertemu baginda Nabi Muhammad SAW, aku bertanya: Ada hadits yang menjelaskan sepuluh rahmat Allah diberikan bagi orang yang berkenan membaca shalawat, apakah dengan syarat saat membaca harus dengan hati hadir dan memahami artinya?
قَالَ لاَ، بَلْ هُوَ لِكُلِّ مُصَلٍّ عَلَيَّ وَلَوْ غَافِلاً
Kemudian Nabi menjawab: Bukan, bahkan itu diberikan bagi siapa saja yang membaca shalawat meski tidak paham arti shalawat yang ia baca.
Allah Taala memerintahkan malaikat untuk selalu memohonkan doa kebaikan dan memintakan ampun bagi orang tersebut. Terlebih jika ia membaca dengan hati hadir, pasti pahalanya sangat besar, hanya Allah yang mengetahuinya.
Bahkan, ada sebuah keterangan apabila kita berdoa tidak dimulai dengan memuja Allah Taala, tanpa membaca shalawat, kita disebut sebagai orang yang terburu-buru.
عن فَصَالَةَ بن عُبَيدْ رضى الله عنهما قَالَ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم رَجُلاً يَدْعُوْ فِىْ صَلاَتِهِ لَمْ يَحْمَدِ اللهَ تَعَالَى وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم عَجَّلَ هَذَا،
Artinya: Baginda Nabi mendengar ada seseorang yang sedang berdoa tapi tidak dibuka dengan memuja Allah Taala dan tanpa membaca shalawat, Nabi berkata: Orang ini terburu-buru.
ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ اَوْ لِغَيْرِهِ اِذَا صَلَّى اَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيْدِ رَبِّهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَالثَّنَاءِ عَلَيْهِ ثُمَّ يُصَلِّى عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ يَدْعُوْ بَعْدُ بِمَا شَاءَ، رواه ابو داود والترمذى وقال حديث صحيح.
Artinya: Kemudian baginda Nabi mengundang orang itu, lalu ia atau orang lainnya dinasihati: Jika di antara kalian berdoa, maka harus diberi pujian kepada Allah SWT, membaca shalawat, lalu berdoalah sesuai dengan apa yang dikehendaki.
Apalagi jika bertepatan pada hari Jumat, maka perbanyaklah membaca shalawat di dalamnya.
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إِنَّ مِنْ اَفْضَلِ اَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَاَكْثِرُوْا عَلَيَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِيْهِ فَاِنَّ صَلاَتَكُمْ مَعْرُوْضَةٌ عَلَيَّ رواه ابو داود
Artinya: Sabda Rasulullah SAW: Hari yang paling mulia adalah hari Jumat, maka perbanyaklah shalawat di hari itu, karena shalawat kalian dihaturkan ke pangkuanku.
Ulama sepakat bahwa shalawat pasti diterima, karena dalam rangka memuliakan Rasulullah SAW. Ada penyair yang berkata
أَدِمِ الصَّلاَةَ عَلَى مُحَمَّدٍ فَقَبُوْلُهَا حَتْمًا بِغَيْرِ تَرَدُّدٍ
أَعْمَالُنَا بَيْنَ الْقَبُوْلِ وَرَدِّهَا اِلاَّ الصَّلاَةَ عَلَى النَّبِيِّ مُحَمَّدٍ
Artinya: Bacalah shalawat selalu, sebab shalawat pasti diterima. Adapun amal yang lain mungkin saja diterima dan mungkin ditolak, kecuali shalawat. Shalawat pasti diterima.
Supaya doa berhasil dan terkabul maka saat berdoa kita harus dengan adab dan tata cara yang tepat yaitu dimulai dengan memuji Allah SWT dan membaca shalawat. Saudaraku, sebagaimana kita mafhumi bahwa doa yang tidak disertai dengan shalawat Nabi akan terhenti di antara langit dan bumi.
Oleh karenanya Selain membaca shalawat Nabi SAW, sebelum berdoa sebaiknya juga mendahulinya dengan memuji Allah Swt. Dalam risalah sederhana ini, penulis contohkan rangkaian bacaan yang diucapkan sebelum berdoa, sebagai berikut:
أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ, بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ, حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَ يُكَافِى مَزِيْدَهُ, يَا رَبَّنَا َلَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَ عَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
A’ûdzu billâhi minasy-syaithânir-rajîm. Bismillâhir-rahmânir-rahîm. Alhamdu lillâhi rabbil ‘âlamîn. Hamday yuwâfî ni’amahu wa yukâfi mazîdah. Yâ rabbanâ laka hamdu kamâ yan(m)baghî li jalâli wajhika wa ‘azhîmi shulthânik.
Artinya:
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dengan pujian yang sesuai dengan segala nikmat-Nya dan memadai dengan penambahan-Nya. Ya Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji, sebagaimana pujian itu patut bagi keluhuran-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu.”
أَللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Allâhumma shalli wa sallim ‘alâ sayyidinâ Muhammad wa ‘alâ âlihi wa shahbihi ajma’in.
Artinya:
“Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan sahabat semuanya.”
Setelah membaca pendahuluan doa sebagaimana tersebut, selanjutnya kita berdoa kepada Allah Swt. dengan doa yang perlu untuk kita sampaikan. Pada saat berdoa, hendaknya disampaikan dengan hati yang bersungguh-sungguh, khusyuk, dan ada harapan besar kepada Allah SWT.
Setelah kita selesai berdoa, berikut adalah bacaan yang dapat kita gunakan untuk mengakhiri atau menutup doa:
وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ, وَ سَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ, وَ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
Wa shallallâhu ‘alâ sayyidina Muhammadiw wa âlihî wa shahbihî ajmaîn. Subhâna rabbika rabbil ‘izzati ‘ammâ yashifûn, wa salâmun ‘alal mursalîn, wal hamdu lillâhi rabbil ‘âlamîn.
Artinya:
“Dan semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada junjungan kami Nabi Muhammad, beserta keluarga dan sahabat semuanya. Maha Suci Tuhanmu yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka (orang-orang kafir) katakan, dan semoga kesejahteraan senantiasa dilimpahkan kepada para utusan Allah, dan segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”
Semoga bermanfaat bagi kita amalkan bersama.