Kita kalau mati yang balik adalah ruh kita. Jasad kita bakal jadi bangkai.
Ruh kita bisa jadi hitam kata Habib Salim bin Jindan. Kenapa ruh bisa hitam? ruh bisa menjadi hitam karena dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan yang kita perbuat. Jika ruh nya sudah menjadi hitam akan susah dicabutnya.
Kita dididik biar kita punya iman. Iman kepada siapa? kepada Allah. Iman kepada siapa? kepada Baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Tidak akan kenal dengan Allah dan dengan Nabi tanpa mengikuti ajaran orang-orang Saleh.
Aulia Allah itu tidak punya rasa sedih. Dia nggak punya harta, nggak punya barang dia nggak nangis. Yang bikin dia nangis ketika satu detik jika tidak ingat sama Allah subhanahu Wa ta'ala.
Kalau kita terbalik, enggak ada duit nangis, enggak ada kerjaan nangis, tapi kalau Aulia Allah satu detik aja dia tidak ingat sama Allah dia nangis, nangisnya seperti anak kecil yang tidak dikasih mainan. Itulah Aulia Allah.
Begitu pula Aulia Allah tidak diberikan rasa takut, kalau kita takut sama mati, dosanya banyak. Tapi Aulia Allah siap dengan kematian bersiap-siap untuk berjumpa dengan Rasulullah.
Orang kalau tidak mati bagaimana bisa berjumpa dengan Rasulullah?. Mau ketemu dengan Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, Sayyid Faqih Muqaddam, Abah, Kakeknya enggak bisa kalau enggak mati. Cuman berani enggak? Syarat satu-satunya mau ketemu Rasulullah mesti dengan kematian. Syarat mutlak, mau di pengen atau enggak mau dipikirin atau enggak udah bagian dari hidup cepat apa lambat dia pasti datang.
Jangan ente cuman mikirin jodoh mulu. Ada rizki datangnya dari Allah, yang ngasih rezeki Allah. Tapi ente lupa satu hal ini Kalo ente sudah dapet jodoh rezeki yang satu itu adalah mati.
Emang ente nggak mikirin? padahal Allah sudah bilang setiap yang bernafas pasti akan mati.
Kita hidup di dunia seperti orang yang ngontrak ada yang sebulan 2 bulan 5 bulan setahun tergantung mau kontrak berapa lama. Kita juga begitu di dunia kita udah ditulis ada yang 70 tahun kontraknya kalau udah abis dah pulang tidak pakai tawar-menawar lagi. Kalau sudah datangnya kematian tidak bisa di undur-undur. Jadi yang harus dipersiapkan itu ruh kita.
Ruh kita kata Habib Salim masih kotor, coba jauh 3 hari sama majelis taklim, jauh 3 hari sama ulama. Langsung ribet pikiran, kacau trus error udah otaknya, akhirnya ruh ente kotor.
Harusnya yang ente jagain di dunia ini bagaimana ruh ente bisa bersih. Sehingga ketika dicabut akan lembut. Supaya lembut dicabutnya bagaimana? jangan jauh-jauh dari bacaan yang biasa dibaca oleh Salafuna Soleh.
Saat kematian itu tiba, bacaan Salaf yang ente baca membuat ulama habaib datang ngehibur ente sesaat ajal kematian ente tiba.
Ruh itu berkelompok kalau kelompoknya itu disebut-sebut maka datang.
Orang yang sering menyebut nama-nama wali Allah di masa hidupnya ketika di waktu kematiannya para wali tersebut datang menuntun ucapkan kalimat lailahaillallah
Jangan bosen-bosen baca sholawat. Ketika dalam sekaratul maut yang datang bukan lagi Aulia yang datang Nabi Besar Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
Tapi kita harus baik sangka dari cerita Habib Umar lebih dari itu kita harus yakin sama wali Allah.
Siapa yang nggak takut mati? Orang-orang yang tidak diberikan rasa takut mati adalah yang memiliki rasa keyakinan, keyakinan sama siapa? Keyakinan sama Allah subhanahu Wa ta'ala.
Sekarang bagaimana kita, kita ingin siapa yang datang ketika ruh kita dicabut dalam sekaratul maut?
Ikutin aja orang-orang dulu, cinta sama salafuna sholeh baca ratibnya maulidnya bacaan-bacaannya. Supaya apa sih? kita enggak ngerti tapi kalau kita cinta, kita pas sekaratul maut didatengin oleh yang sering kita sebut namanya. Seperti Habib Umar bin Abdurrahman Al Atthos.