MENJADI PENDENGAR YANG BAIK
Seandainya seseorang berbicara padamu tentang ilmu dan ia belum meminta pendapatmu, maka dengarkanlah. Meskipun ilmu yang sedang dibicarakannya engkau sudah menguasainya.
Jadilah pendengar yang baik selama yang dibicarakan tentang maslahat (kebaikan), karena hal itu bagian akhlak mulia dan menjadi ladang amalmu bagi mereka yang sedang belajar turut andil membantu mensyi'arkan Agama ini.
Jangan memotong atau menyela pembicaraannya, selama ia menerangkan padamu hal-hal yang baik untuk amal ibadah.
Dan berikanlah sebuah masukan berupa nasehat bijak tanpa menyinggung atau menunjukkan engkau sebenarnya lebih ahli dalam bidang yang dibicarakannya, karena hal itu bagian dari sikap ketawadhu'an seseorang yang tidak takut dikatakan bodoh.
Ambil hikmah nasehat yang baik dari manapun ia keluar, sekalipun dari mulut anak kecil.
Kita bisa belajar dari adab mulia Nabi kita, Bahwasanya Rasulullah pendengar yang baik
Sejarah mencatat beliaulah pendengar terbaik yang pernah ada dimuka bumi. inilah yang membuat kita bangga menjadi umat beliau.
Ketika Rasulullah SAW mulai melebarkan jangkauan dakwah dengan berdakwah secara terang-terangan, orang orang kafir Quraisy merasa ketakutan. Mereka berupaya membendung laju dakwah beliau dengan segala cara. Salah satunya dengan negosiasi. Maka diutuslah Utbah bin Rabi'ah untuk menemui beliau.
Ketika tiba dan duduk di sebelah Rasulullah SAW, Utbah berkata "Wahai anak pamanku, sesungguhnya engkau mengetahui secara pasti kedudukanmu ditengah-tengah kaummu. Engkau telah memecah belah barisan mereka. Engkau caci maki Tuhan-tuhan mereka. Dan engkau kafirkan nenek moyang mereka. karena itu dengarkah kata-kataku. Aku akan menyampaikan beberapa tawaran, mudah-mudahan engkau mau menerima sebagiannya."
Rasulullah SAW kemudian berkata, "Wahai Abdul Walid, katakanlah. Aku akan mendengarnya"
Lalu Utbah bin Rabi'ah mengutarakan panjang lebar segala tawarannya.
Ketika selesai, Rasulullah SAW kembali bertanya, "sudahkan selesai wahai Abdul Walid?"
Ia pun menjawab, "sudah."
Rasulullah SAW kemudian berkata, "Sekarang dengarlah kata-kataku."
Utbah pun menjawab, "silahkan."
Lalu beliau membacakan beberapa ayat dari surah Fushshilat, sampai pada akhirnya beliau membaca ayat sajadah (ayat 37), yang artinya , "Dan sebagian tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah(pula)kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah."
Setelah itu beliau pun bersujud. kemudian beliau berkata kepada Utbah, "Engkau telah mendengarkannya dan kini silahkan tentukan sikapmu."
Hati Utbah takluk. Ia segera bangkit dari tempat duduknya, lalu pergi menjumpai teman-temannya.
Setibanya Utbah di tengah kaumnya, ia segera meminta agar kaumnya memanggil Muhammad SAW dengan sebutan Rasul Allah. Namun kaumnya tetap enggan. Mereka malah berkata, "ia telah menyihirmu dengan ucapannya."
Begitulah ketika anda mampu belajar menjadi pendengar yang baik dengan adab komunikasi yang mulia, hidup pun bisa berkah.
Semoga Allah menghiasi kita dan anak-anak kita dengan akhlak yang mulia, mengikuti jejak Sayyidil Mursalin, wa khatamin nabiyyin...