Sebelum asar kami menerima kedatangan tamu kakak dari kawan kami habib munzir bin fuad almusawa yaitu pengganti beliau pimpinan majlis rosullah al habib munzir bin fuad almusawa bersama saudara saya habib abdallah bin jafar assegaf habib musthofa bin jafar assegaf habib gasim bin jafar assegaf menyambut kedatangan beliau di depok jawa barat
Isi berita
Umat islam harus bersatu guna memperkuat islam dijakarta krn haqiqatnya islam satu tubuh dan bagi orang-orang kafir untuk membuat tipu daya di tengah kaum muslimin. Karena itulah Allah berfirman,
Umat islam harus bersatu guna memperkuat islam dijakarta krn haqiqatnya islam satu tubuh dan bagi orang-orang kafir untuk membuat tipu daya di tengah kaum muslimin. Karena itulah Allah berfirman,
)وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا(
“Dan berpeganglah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai.” [Âli Imrân: 103]
Dan juga dalam firman-Nya,
)وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ(
“Dan janganlah kalian menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” [Âli Imrân: 105]
Bercerai berai dan berselisih yang diinginkan (adalah) dalam permasalah aqidah dan keyakinan. Sehingga harus aqidah dan keyakinan itu dengan aqidah tauhid yang ikhlash berdasarkan Al-Qur`an dan Sunnah sesuai dengan prinsip kalimat Lâ Ilâha Illallah Muhammadur Rasulullah, “Tiada sembahan yang berhak diibadahi selain Allah dan Muhammad itu Utusan Allah”. Inilah yang menyatukan kaum muslimin, yang menjadikan negeri mereka jaya dan mulia dan menguasai ufuk timur dan barat.
Dahulu sebelum memegang aqidah ini dan mengamalkan kalimat tersebut, bangasa Arab terpecah belah dan terhinakan di bawah kebiadaban orang-orang kafir dari kalangan Yahudi dan Nashrani serta penyembah berhala. Kemudian setelah Allah beri anugrah kepada kaum muslimin dengan agama ini dan dengan kalimat Lâ Ilâha Illallah Muhammadur Rasulullahdan mereka pun memegang kokoh dan mengamalkannya, maka tidak ada di dunia ini yang mampu mengusai mereka bahkan mereka tersebar di penjuru bumi timur dan barat. Dan tidak akan pernah bisa menjadi baik umat akhir zaman ini selain dengan perkara yang telah membuat baik umat pendahulunya.
Demikian juga perpecahan dalam masalah manhaj (metodelogi; penj.) dalam dakwah sebagaimana mereka (dengan) banyaknya penamaan-penamaannya. Dakwah haruslah di atas manhaj Rasululah shallallâhu ‘alahi wa sallam. Adapun jika dakwah itu disesuaikan dengan berbagai prinsip yang ditempuh para pimpinan jamaah-jamaah dan mereka berprinsip dengannya dan berjalan di atasnya, setiap masing-masing golongan memiliki metode tersendiri. Inilah yang menyebabkan bertambahnya kerusakan dan menambah ambisi orang-orang kafir kepada kaum muslimin. Tidaklah ada jamaah dengan model seperti itu kecuali akan menambah kelemahan bagi kaum muslimin. Dan ambisi orang-orang kafir, ini kelompok Ikhwanul Muslimin, ini dari kelompok jamaah tabligh, ini sufi, ini dan itu dan seterusnya.
Wahai hamba Allah, jadilah kita di atas kalimat Lâ Ilâha Illallah Muhammadur Rasulullah. Allah Ta’âlâ berfirman,
)وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ(
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah Dia, dan janganlah kalianmengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kalian dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kalian bertakwa.” [Al-An’âm: 153]
Kemudian, beramal dengan Al-Kitab dan Sunnah, sehingga jadilah manhaj kita Al-Quran dan As-Sunnah bukan organisasi-oraganisasi si Fulan, bukan pula manhajnya Fulan, akan tetapi manhaj kita adalah Al-Kitab dan Sunnah. Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallambersabda, “Sesungguhnya barangsiapa yang hidup kelak setelahku maka dia akan mendapatkan perpecahan yang sangat banyak, wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para Khulafa’ Ar-Rasyidin yang berpentunjuk sepeninggalku, peganglah erat-erat dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan hati-hatilah kalian dari perkara baru, sebab seluruh perkara baru itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu adalah kesesatan dan kesesatan itu di neraka.”
Sehingga manhaj dan sumber hukum adalah Al-Qur`an dan Sunnah Rasul-Nya, bukan manhajnya fulan atau kelompoknya si anu atau si fulan, karena manhaj-manhaj model seperti itu menyelesihi manhajnya Allah dan Rasul-Nya, dan memecah belah serta melemahkan kaum muslimin. Itulah misi yang diinginkan orang-orang kafir. Merekalah yang memprovokasi agar terjadi perpecahan dan menginginkan mereka dengan kelompok-kelompok tersebut dengan label Islam, agar menghancurkan Islam dan kaum muslimin.
Sehingga, haruslah bersatu di atas kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya jika anda menginginkan keselamatan di dunia dan di akhirat. Dan apabila tidak demikian, maka kehancuran yang akan terjadi, lâ haula wa lâ quwwata illa billah.
Demikian juga permasalahan ketaatan pada pemerintah kaum muslimin, yang tidaklah akan tegak jamaah kaum muslimin kecuali dengan adanya seorang pemimpin pemerintahan, dan tidaklah mungkin ada pemimpin kecuali dengan adanya ketaatan padanya. Jika telah bersatu kaum muslimin di bawah kepemimpinan seorang pemimpin dari golongan mereka, maka ia akan mengatur urusan mereka serta melindungi mereka -dengan idzin Allah-. Sebab orang-orang kafir tidak akan menguasai dan berambisi kepada mereka di tengah mereka dengan persatuan tersebut. Karena itulah upaya kaum kaum kafir sekarang ini adalah merusak persatuan umat islam, merusak persatuan antara pemimpin dengan rakyatnya serta memprovokasi untuk kudeta (pemberontakan) dengan kekacauan serta pembangkangan, dengan menyerukan memberontak kepada pemerintah. Ini adalah salah satu tipu daya kaum kafir, dan yang seperti ini tidak akan pernah menjadi kebaikan bagi kaum muslimin. Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Yahudi terpecah belah menjadi tujuh puluh satu golongan dan nashrani juga terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umat ini akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan semuanya di neraka kecuali satu.” Beliau ditanya, “Siapakah yang selamat itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Siapa saja yang berada di atas perkara yang aku dan shahabatku berada di atasnya pada hari ini.”
Maka tidak ada keselamatan kecuali dengan mengikuti Rasul shallallâhu ‘alaih wa sallam dan para shahabatnya dari kalangan muhajirin dan anshar, sebagaimana Allah Ta’âlâ berfirman,
)وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ (
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah.” [At-Taubah: 100]
Haruslah menempuh jalan sebagaimana jalannya mereka, dan jika terjadi kesalahpahaman antara individu di tengah umat Islam atau antara jamaah dan pemimpin maka haruslah diperbaiki. Allah Ta’âlâ berfirman,
)وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الأخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ(
“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang, hendaklah kalian damaikan antara keduanya. Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kalian perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau Dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kalianberlaku adil. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” [Al-Hujarât: 9]
Inilah pemutus di tengah perselisihan dan kerusakan agar umat kembali bersatu dan kembali kekuatan dan kewibawaan mereka. Ini adalah suatu keharusan.
Di sana ada sebagian orang-orang bodoh yang menamakan dirinya dengan para pelajar dengan lantangnya menyerukan pemberontakan, memprovoksikan, dan menyebarkannya agar terjadi perpecahan umat Islam, dan terkadang yang menjadi panutan di tengah mereka adalah orang-orang yang dungu dan tidak mampu melihat suatu akibat dari perbuatannya serta tidak mampu melihat dalil-dalil. Orang-orang seperti mereka ini harus diwaspadai, karena mereka itu adalah penyeru kesesatan, penyeru fitnah, harus berhati-hati dari mereka, jangan diterima ucapan mereka karena mengandung kerusakan terhadap Islam dan kaum muslimin.
Tatkala terjadi perselisihan maka hendaknya diperbaiki hubungan antara mereka, Allah Jalla wa ‘Alâ berfirman,
)فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ(
“Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesame kalian, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kalian adalah orang-orang yang beriman.” [Al-Anfâl: 1]
Semoga dengan silaturahmi menjadi contoh majlis " yg lain untuk memperkuat ukuwah islamiyah baju boleh beda hati tetap satu untuk Allah dan rosullah saw mari kita tunjukan kasih sayang untuk umat demi ajaran rahmatan lil alamin